Asam Usul Bubur Sumsum yang Tak Semua Orang Tahu!
Bubur sumsum mungkin menjadi salah satu makanan yang sungguh-sungguh awam dalam daftar kuliner khas Jawa. Bubur yang terbuat dari tepung beras, dimasak sampai mengental dengan santan dan dituang dengan "juruh" atau kuah gula jawa ini memang menjadi salah satu comfort food yang dapat dinikmati kapan saja.
Tapi terbukti bubur sumsum bukan hanya sekedar makanan manis yang mengenyangkan, tapi juga mempunyai sejarah dan filosofi yang tak dapat disampingkan dalam kultur dan kultur Jawa.
Bubur sumsum atau yang acap kali dikenal dengan nama jenang sumsum ini mempunyai dua elemen berbeda, ialah warna putih dan rasa manis. Warna putih dari bubur sumsum mempunyai makna kebersihan hati dan pikiran atau tubuh kembali segar. Walaupun rasa manis menunjukkan kesejahterasan, rasa terima beri, manisnya hidup dan kebahagiaan. Biasanya bubur sumsum disajikan untuk orang-orang yang membantu kelancaran berjalannya suatu acara besar seperti pernikahan, khitanan dengan makna simbolis dapat diciptakan dengan tujuan agar orang orang yang sudah membantu tersebut dapat melepas rasa lelah sebab sudah bekerja keras.
Bubur sumsum juga dapat diartikan sebagai makanan yang membawa daya dan kedekatan di masyarakat, sebab selagi rasa manisnya cakap menguatkan tubuh dan menghilangkan lelah, umumnya dimakan secara bersama-sama dengan banyak orang sehingga dapat menjalin silaturahmi antar sesama.
Bubur sumsum sampai dikala ini, masih acap kali disajikan di dapur untuk para "rewang" atau orang-orang yang ikut membantu kelancaran acara besar. Sikap gotong royong dan saling membantu tersebut dibalas oleh tuan rumah sebagai format rasa terima beri dengan semangkuk bubur sumsum yang manis.
Jadi, terbukti bukan hanya jadi menu sarapan atau makan sore yang menghangatkan tubuh, bubur sumsum juga mempunyai peran penting di dalam kultur Jawa. Seperti itu sejarah dan asal masukan bubur sumsum. Sesudah mengetahui asal masukan bubur sumsum jadi mau memakanya deh, nah sekaligus yuk intip resep nya.
Bubur Sumsum
bahan :
150 gram tepung beras
2 sdm tepung maizena (dapat diskip)
3 sachet santan instan
1,5 liter air
1 sdt garam halus
1 helai daun pandan
Bahan Juruh (Saus Kinca)
3 keping gula aren / gula merah (dapat ditambah sesuai selera)
Larutan 1 sdm tepung maizena
1 helai daun pandan
500 ml air
Langkah :
1. Masukkan santan, air, dan garam dalam panci. Jangan nyalakan kompor dulu. Masukan tepung beras dan maizena dengan diayak ke dalam panci. Aduk sampai benar2 larut dan tercampur baru nyalakan kompor api sedang.
2. Masukkan daun pandan. Aduk terus sampai mengental. Sesudah meletup2 matikan api.
3. Siapkan bahan juruh. Iris tipis gula aren supaya cepat larut. Didihkan air, dan masukkan gula aren, pandan, garam.
4. Tambahkan larutan maizena, aduk. Masak sampai meletup letup. Saring dulu sebelum disajikan.
5. Sajikan dengan ambil bubur dalam mangkok kemudian siram dengan juruhnya. Selamat menikmati
Komentar